AirAsia Akuisisi Batavia, Garuda Masih yang Terbesar - Industri penerbangan tanah air kembali menunjukkan potensi pasar yang menggiurkan. Hal ini dibuktikan dengan gencarnya maskapai asing yang berusaha berpartisipasi dalam melayani industri jasa penerbangan Indonesia.
Maskapai penerbangan asal negeri jiran, AirAsia Berhard (AAB) melalui anak perusahaannya yaitu AirAsia Investment Ltd bersama PT Fersindo Nusaperkasa siap mengakuisisi 100 persen saham PT Metro Batavia Group dengan nilai investasi sebesar 80 juta dollar AS.
Namun, bergabungnya dua maskapai tersebut belum bisa menggeser posisi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebagai maskapai terbesar di Indonesia. Saat ini maskapai pelat merah tersebut memiliki 94 unit pesawat dan pada tahun lalu telah mengangkut 17 juta penumpang.
Sedangkan gabungan antara Air Asia Indonesia dan Batavia Air memiliki total 54 unit pesawat, 33 unit merupakan milik Batavia.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, mengungkapkan akuisisi yang dilakukan Indonesia AirAsia dan Fersindo terhadap Metro Batavia Group menunjukkan bahwa potensi pasar industri penerbangan di Indonesia sangat menjanjikan.
Dengan adanya akuisisi terhadap Batavia Air menjadikan persaingan industri penerbangan di Indonesia semakin ketat. Persaingan merupakan hal yang positif di Industri penerbangan. "Jadi pangsa pasarnya masih sangat besar. Segmentasinya juga terbuka lebar untuk penerbangan low cost carrier (lcc) dan juga untuk full service," kata Emir di Kantor Garuda Indonesia.
Menurut Emir, dalam hal akuisisi tersebut porsi saham maskapai nasional harus lebih besar dari maskapai asing. Dengan porsi saham maskapai nasional yang lebih besar, maka manajemen dan kontrol berada di bawah maskapai nasional.
"Tapi diharapkan kontrol masih di maskapai nasional dengan porsi saham nasional 51 persen, dan asing 49 persen," tuturnya.
Dia menambahkan pada tahun lalu jumlah penumpang pesawat mencapai 60 juta penumpang. Dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun mendatang, jumlah penumpang pesawat terbang di Indonesia mencapai 120 juta penumpang. Oleh karena itu, maskapai nasional harus bisa menyerap pertumbuhan jumlah penumpang tersebut.